Moslem Side
Tiba-tiba ada yang pulang.
Suatu malam beliau pergi ke Madura
bersama keluarga dalam satu mobil.
Beliau, Nyai Nafisah dan Gus Idris.
Sampai di pelabuhan Tanjung Perak,
ternyata sudah 15 mobil yang antri.
Sementara kapal yang hendak
mengangkut mereka belum datang,
Kapal tersebut adalah kapal terakhir
dalam jadwal hari itu. Padahal satu
kapal hanya bisa memuat 15 mobil.
Kiai Hamid menyuruh kang Said,
sopir, tetap disitu. Eh, tahu-tahu
mobil di depannya memutar balik,
mungkin tak sabar menunggu atau
apa.
Masih cerita Gus Idris, Mahfuzh
Hafizh Surabaya mau pergi haji.
Oleh Kiai Hamid ia dibekali 3 biji
kurma. Disuruh menanam di
Makkah. Sebelum berangkat,
temannya di Jakarta yang juga mau
berangkat ke Makkah, memaksa
minta satu biji kurma tadi. Terpaksa
diberikan. Di Makkah mahfuzh
mendapat musibah, ayah dan
adiknya meninggal dunia.
Sedangkan dari rombongan
temannya dari Jakarta tadi. Ada
seorang yang wafat di tanah suci.
Tiba-tiba ada yang pulang.
Suatu malam beliau pergi ke Madura
bersama keluarga dalam satu mobil.
Beliau, Nyai Nafisah dan Gus Idris.
Sampai di pelabuhan Tanjung Perak,
ternyata sudah 15 mobil yang antri.
Sementara kapal yang hendak
mengangkut mereka belum datang,
Kapal tersebut adalah kapal terakhir
dalam jadwal hari itu. Padahal satu
kapal hanya bisa memuat 15 mobil.
Kiai Hamid menyuruh kang Said,
sopir, tetap disitu. Eh, tahu-tahu
mobil di depannya memutar balik,
mungkin tak sabar menunggu atau
apa.
Masih cerita Gus Idris, Mahfuzh
Hafizh Surabaya mau pergi haji.
Oleh Kiai Hamid ia dibekali 3 biji
kurma. Disuruh menanam di
Makkah. Sebelum berangkat,
temannya di Jakarta yang juga mau
berangkat ke Makkah, memaksa
minta satu biji kurma tadi. Terpaksa
diberikan. Di Makkah mahfuzh
mendapat musibah, ayah dan
adiknya meninggal dunia.
Sedangkan dari rombongan
temannya dari Jakarta tadi. Ada
seorang yang wafat di tanah suci.
0 Comments